Minggu, 06 Januari 2013

perencanaan strategis





II.1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa(what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal.Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan.Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Perencanaan merupakan salah satu empat fungsi manajemen yang penting dan saling terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan pada pertanyaan apakah suatu rencana berjalan dengan baik atau tidak.Pertanyaan mendasar ini kiranya aktual diajukan manakala kita melihat realitas keseharian yang menunjukkan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang salah dan tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu sendiri ataupun pada saat proses perencanaan itu berlangsung.
Banyak perencanaan pemerintah yang gagal gara-gara apa yang direncanakan tersebut tidak mempunyai pijakan yang relevan dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Bahkan kadang-kadang alih – alih prrgram yang dilaksanakan dapat memberdayakan masyarakat, akan tetapi pada akhirnya ternyata malah menciptakan ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Artinya pemerintah selalu memberikan ikan, bukan kail seperti yang sering disampaikan oleh beberapa pakar. Melihat kenyataan ini, timbul tanda tanya besar bagi perencana, kenapa hal ini terjadi. Tulisan singkat ini berusaha mendeskripsiklan kajian perencanaan dalam perspektif yang mendasar berkaitan dengan filosofitujuan dan proses perencanaan tanpa pretensi dapat menjelaskan semuanya.
Sedangkan Perencanaan strategic (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, program-program strategi, dan penetapan metoda-metoda yang diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimplementasikan. Perencanaan strategi juga merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.



II. 2. Pentingnya suatu perencanaan
                   
Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategis. Pertama, perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi perencanaan-perencanaan lainnya. Kedua, pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya. Ketiga, perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
Suatu keinginan atau harapan mencapai sesuatu tak luput dipengaruhi sebuah perencanaan yang matang jika hendak meraih hasil yang maksimal. Meskipun tidaklah mutlak sebuah hasil yang baik harus selalu di rencanakan, namun alangkah lebih baiknya jika sebuah perencanaan pun dilakukan, paling tidak dijadikan bahan acuan dan pertimbangan terhadap sesuatu yang hendak dilakukan.Tidak diragukan lagi, sebuah perencanaan yang baik sudah merupakan atau sama dengan separuh dari pekerjaan itu sendiri. Dimana, lazimnya sebuah rencana dibuat setelah tujuan dimantapkan.
Sebagai contoh, hendak bepergian ke kota besar, kita pun perlu membuat rencana. Apa tujuan kita pergi ke kota besar? Apa tujuannya? Biasanya yang pergi ke kota besar berhubungan dengan melanjutkan pendidikan, pengembangan karir/pekerjaan, ekspansi usaha. Anggap saja kita mengesampingkan tujuan orang pergi ke kota besar yang cuma untuk melancong semata. Sebab jika itu tujuannya, rasanya tidak perlu berencana.
Sebuah rencana merupakan apa yang akan kita lakukan untuk mencapai tujuan. Dari contoh yang telah disebutkan, jika saja tujuannya pergi ke sebuah kota besar dan tinggal di sana untuk mencari kerja, maka rencananya akan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan tempat tinggal, biaya hidup selama belum mendapatkan pekerjaan, bagaimana mencari lowongan pekerjaan, serta bagaimana menyesuaikan diri dengan keadaan kota besar tempat tujuan kita tersebut (umumnya lebih menyangkut masalah sosial budaya daripada sekedar cuaca).Menyangkut hal tersebut pula, sebuah rencana dapat dibedakan atas rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang. Karena pendek atau panjangnya waktu bersifat relatif, maka dalam konteks perpindahan ke kota besar, suatu rencana dapat dibagi atas rencana tinggal sementara atau rencana menetap dalam waktu lama.Sudah sepantasnyalah sebuah perencanaan itu dipertimbangkan dan diimplementasikan dalam berbagai hal di kehidupan sehari-hari.















II.3. Hubungan perencanaan dengan fungsi lain.

Hubungan perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung dan berinteraksi.Pengorganisasian dan penyusunanpersonalia.
Hubungan perencanaan dengan fungsi manajemen :
*Pengorganisasian
Proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

*Pengarahan

Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan.Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

*Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering di sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen.Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif.Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.


Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi lain :
*Pengorganisasian (Organizing). Perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana mengorganisasikan sumber daya-sumber daya organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.

*Pengarahan (directing). Perencanaan menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.

*Pengawasan (controlling). Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai criteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.









II.4. Jenis-jenis perencanaan.
Ada beberapa macam perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi,yaitu:
a) Jenis perencanaan menurut prosesnya :
(1) Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
(2) Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:(a) Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan(b) Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan(c) Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan(d) Prosedur kerja yang harus dipatuhi(e) Struktur organisasi yang harus dipenuhi
(3) Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan(a) Penetapan prosedur kerja(b) Metode-metode kerja(c) Tenaga-tenaga pelaksana(d) Waktu, dan sebagainya
b) Jenis perencanaan menurut jangka waktunya :
(1) Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
(2) Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
(3) Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
c) Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya :
(1) National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah Negara
(2) Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
(3) Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
d) Jenis perencanaan menurut penggunaannya :
(1) Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi
(2) Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali
e) Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan :
(1) General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
(2) Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA

Perencanaan telah diterapkan pada semua jenis kegiatan dan sesungguhnya terdapat berbagai jenis perencanaan. Beberapa rencana meliputi: kegiatan yang sangat luas, sedangkan ada juga yang meliputi kegiatan terbatas saja, ada yang semata-mata meliputi pertimbangan operasional, sedangkan yang lain menitikberatkan pada pelaksanaan, biaya,kualitas atau unsur-unsur penting lainnya.
Menurut G.R. Terry bahwa jenis rencana dapat di klasifikasikan
menjadi:
a. Rencana Pengembangan
b. Rencana Pemakai
c. Rencana Anggota-Anggota Manajemen
Klasifikasi dari rencana-rencana tersebut adalah sesuai dengan waktu yang di liput oleh rencana-rencana yang bersangkutan. Dengan demikian terdapat rencana-rencana dilihat dari segi waktu jangka panjang (meliputi waktu lima tahun atau lebih) dan rencana jangka pendek (meliputi waktu dua tahun atau kurang). Rencana-rencana yang meliputi waktu tiga hingga limatahun kadang-kadang dianggap berjangka pendek atau juga dianggap jangka panjang, tergantung dari organisasi yang bersangkutan, ada juga menyatakan rencana-rencana seperti adalah berjangka sedang, tetapi tidak begitu umum disebut demikian.
G.R. Terry lebih condong memakai periode waktu membenarkan pengeluaran-pengeluaran seperti ditetapkan di dalam rencana yang
bersangkutan.Artinya, mereka menginginkan agar rencana mencakup
waktu yang diperlukan untuk menutup komitmen pengeluaran mereka.
Hal tersebut sering dinyatakan sebagai Recovery Cost. Menerima konsepsi
komitmen tersebut berarti bahwa yang direncanakan itu selalu berbeda,tergantung dari hal-hal tersebut di atas dan keyakinan dari para top
manajer.
Jenis-jenis rencana lainnya ialah rencana orientasi dan rencana operasional.Rencana-rencana tersebut dapat berupa rencana jangka pendekdan rencana jangka panjang.Rencana orientasi berusaha untuk memperjelas sasaran-sasaran perusahaan yang masih aktuil, kegiatannya, kemampuan, personil dan hubungannya dengan para langganan. Dengan latar belakang rencana rencana seperti itu, dapat dibuat proyeksi tentang hal-hal yang diharapkan akan terjadi. Sebaliknya, rencana-rencana tersebut dapat memberi evaluasi kepada para manajer tentang situasi, rencana.
Rencana-rencana operasional meliputi kegiatan-kegiatan yang segera
akan dilaksanakan. Ia dapat menjawab siapa yang akan melaksanakan apa
mengaktifkan sumber-sumber fisik. yakni fasilitas, bahan dan personil,
merupakan hal-hal yang dicakup oleh rencana tersebut.












II.5. Proses Penyusunan
1. Merumuskan Misi dan Tujuan.
Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaransasaran, kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan.
2. Memahami Keadaan Saat ini.
Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.

3. Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan.
Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan.Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.

4. Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan.
Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih.
b. Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
c. Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain.
Perencanaan Strategik ( Strategik Planning/ Corporate Planning ) merupakan bagian terpenting dari manajemen strategik dan dapat dianggap sebagai pilar sentral manajemen strategik.





II.6. Pendekatan dalam perencanaan
Ada 2 tipe pendekatan praktis dalam pembuatan perencanaan strategis, yaitu :
1.      Perencanaan dengan goal yang spesifik (Plan with spesifik goal) :
Biasanya lebih formal dan ter struktur, dimana manajer menetukan apa yang seharusnya akan dilakukan organisasi dan bagaimana melakukannya yang akan dijadikan rencana berbasis atau berorientasi pada tujuan. 
2.      Perencanaan yang terarah (directional planning) :
Manajer menentukan terlebih dahulu apa yang akan/ingin mereka lakukan dan bukan apa yang seharusnya dilakukan perusahaan. Setelah itu dicari jalan yang terbaik untuk melaksanakan keinginan mereka.      Cara ini membutuhkan dana yang lebih besar dari pada tipe yang pertama.


Kebutuhan untuk melakukan pendekatan perencanaan secara formal :
Apapun tipe perencanaan yang kita pilih, adalah suatu kenyataan bahwa pelaksanaan secara formal (tercatat ,terdata dan diakui bersama), selangkah demi selangkah, waktu lama dan diproses secara baik labih bagus dari cara informaal dan jangka pendek.

Pendekatan Perencanaan secara Formal :
Disini akan dijelaskan pendekatan pelaksanaan perencanaan strategis secara formal sehingga perencanaan yang dibuat akan lebih efektif untuk semua usaha :

Tahap 1 :
Pilih Gol/Tujuan nya
Titk ini yang paling kritis karena menentukan arah dari usaha, sehingga biasanya hanya top manajer saja yang melakukan.      Model atau tipe yang manapun dapat mereka lakukan dalam pembuatan gol tersebut.         Kekuatan dan kelemahan perusahaan harus menjadi pertimbangan mereka.

Tahap 2 :
Menganalisa Lingkungan
Disini para manajer juga harus mempertimbangkan opportunity / peluang dan ancaman dari lingkungan.   Pada Step 1 dan 2  dilakukan analisa yang menyeluruh tentang SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat) pada usaha.       Manajer harus menganalisa kondisi sekarang, juga masa akan datang (forecast)
Tahap 3 :
Menetapkan Gol yang terukur
Apapun model atau tipe yang dipilih, tujuan haruslah terukur, hal ini karena :
         Semakin tajam dan jelas tujuannya, semakin mudah untuk dicapai.
         Tujuan yang khusus dan di uaikan dan spesifik, menimbulkan motivasi.
         Tepat dan terukurnya suatu tujuan membuat manajer di tingkat operasi mudah untuk menurunkan dalan rencana kegiatan.
         Mudah bagi manajer untuk mengetahui apakah mereka berhasil atau tidak, dan lebih terpantau.

Tahap 4 :
Setiap unit bagian membuat rencana sendiri
Sekali top manajemen membuat arahan maka manajer ditingkat yang lebih rendah harus menyusun rencana dibagian mereka untuk menunjang tujuan perusahaan.

Tahap 5 :
Bandingkan Perencanaan di tingkat bawah terhadap Rencana Strategis.
Setelah manajer di level yang lebih rendah membuat rencana mereka maka mereka mengumpulkan keseluruhan rencana beserta Rencana strategis untuk di integrasikan sehingga terjadi kesinambungan antara Perencanaan strategis dengan perencanaan taktis dan operasional.

Tahap 6 :
Tutup celah yang ada.
Perbaiki jika ada ketidak sesuaian antara strategi dengan turunan-turunannya.Jika di Strategi ditentukan penghematan, maka dibawahnya harus sesuai dan bila jika diharapkan juga peningkatan output dan kecepat, maka yang dibawahnya juga harus selaras.

Tahap 7 :
Pilih Alternative terbaik.
Lakukan pemilihan dari turunan rencana tersebut yang palih baik.

Tahap 8 :
Pelaksanaan Rencana Strategis.
Pada pelaksanaan rencana beserta turunan-turunannya maka telah dilengkapi juga dengan semua unsur yang menunjang, misalnya :
Jadwal pelaksanaan dan pencapaian, Sumber dayanya, anggarannya, tempatnya, pelaku dan penanggung jawab, dll.




Tahap 9 :
Mengukur dan mengontrol Kemajuan dari pelaksanaan rencana.
Para manajer perlu cara untuk mengetahui pencapaian mereka dalam pelaksanaan tugas tersebut, misalnya :
  1. Melakukan perbaikan bila ada kesalahan/tidak tercapainya target.
  2. Merubah rencana mereka karena tidak masuk akal.
Sangat tidak mungkin untuk bekerja dan berharap berhasil tanpa melakukan cek terhadap pencapaian dari usaha tersebut.
II.7. Ciri-ciri perencanaan yang baik
Ciri-ciri perencanaan sebagai berikut:
1. Melihat jauh ke depan dalam arti bersangkutan dengan masadepan, termasuk jangka waktunya.
2. Adanya tujuan yang ditetapkan sebelumnya, berupa programkegiatan dan cara pencapaiannya. 3. Penentuan cara-cara pencapaian dengan penetapan.
a. Kebijaksanaanb. Peraturanc. Standard. Prosedure. Dan lain-lain.
4. Adanya perhitungana. Penggunaan sumber-sumber dayab.Penggunaan sumber-sumber danac.Penggunan waktu yang sesuai dengan keadaan, waktu dantempatd.Usaha-usaha untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Sedangkan menurut P.Siagian Sondang .mengatakan bahwa suaturencana yang baik, seyogyanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telahditentukan sebelumnya.
2. rencana harus dibuat oleh orang –orang yang sungguhmemahami tujuan organisasi
3. rencana harus disertai oleh suatu perincian yang diteliti.
4. rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiranpelaksana.
5. rencana harus bersifat sederhana.
6. rencana harus merupakan “forecasting” (ramalan)






II.8. Efektifitas perencanaan
*Manfaat pengelolaan dan perencanaan yang efektif, yakni :
• Pengembangan diri – dengan melakukan perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya.
• Pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan.
• Pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan lainnya.
Ada empat zona waktu yang berbeda-beda.
Zona satu: Saya lebih suka kehidupan yang tenang, bebas dari banyak tekanan. Saya suka bekerja dengan cara saya sendiri dan tetap santai menghadapi deadline.Menurut saya, jika ada hal yang tidak terselesaikan tepat pada waktunya, apakah itu betul-betul bermasalah? Saya jarang datang tepat waktu.
Zona dua: Kesenangan saya yang terbesar adalah bersosialisasi, makan malam bersama teman kantor di luar atau menghadiri pesta. Saya sering bertindak menurut kata hati dan tidak cukup memikirkan konsekuensinya.Saya jauh lebih cepat bertindak secara spontan daripada menurut rencana.Saya lebih menyukai pekerjaan yang memberikan banyak variasi, dan cepat memberikan hasil.
Zona tiga: Saya mengorganisir hidup saya dengan hati-hati dan lebih menyukai rutinitas. Saya sangat hati-hati dengan diet, berolah raga dengan teratur dan membeli asuransi kesehatan dan jiwa. Saya mempertimbangkan setiap tindakan yang akan saya lakukan.
Zona empat: Saya menyukai pekerjaan dengan deadline ketat dan bangga dengan ketepatan waktu saya. Saya secara umum sangat teratur dan bekerja dengan baik di bawah tekanan. Saya mengakui kesulitan relax dan enjoy menghadapi berbagai tantangan. Saya cenderung menghadiri rapat tepat pada waktunya.
Artinya jika orang itu memilih zona waktu pertama, berarti orang itu cenderung memiliki tipe “present fatalistic”, atau mereka yang senantiasa santai dan suka menunda-nunda keputusan selama mungkin. Hambatan mereka menuju pengelolaan waktu yang lebih baik adalah ketidakmampuan untuk memulai dan teta
Sementara jika zona dua yang dipilih, maka orang tersebut dianggap sebagai ‘present hedonistic’, karena mereka dimotivasi oleh kebutuhan akan penghargaan dan kesenangan yang bisa dengan cepat diperoleh. Hambatan mereka: tidak suka merencanakan dan mengorganisir. Anda akan menunda hal yang mendesak tetapi tidak anda sukai, dan melakukan hal yang berprioritas rendah tetapi lebih menyenangkan.

Zona tiga menunjukkan sifat ‘future orientated’, karena mereka merencanakan sasaran jangka panjang baik karier maupun masalah pribadi. Sebenarnya Anda sudah mengelola diri dan waktu Anda secara efektif, tetapi masih memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan Anda untuk bisa mengelola waktu lebih efisien.
Sementara zona empat merupakan orang dengan tipe ‘time conscious’.Mereka menyukai bekerja dengan deadline dan tuntutan ketepatan waktu. Anda akan kesulitan menghadapi orang yang kurang tepat waktu atau orang yang tidak menunjukkan sense of urgency dalam memenuhi deadline.

















BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis.Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi dan perencanaan kontijensi.Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.
Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.

3.2.            Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

1.3.             Daftar Pustaka



dan lain-lain.














KELOMPOK 2

ANGGOTA :  -  BAYU EKA PAKSI
-        EVA NUZLA FARHANA
-        RENY SAPUTRI
-        SRI LESTARI
-        DIMAS NOVRANA
-        AGUNG SETIAWAN
-        GUGUM GUMELAR
-        LUTHFI AYU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar